Pages

Google Translat

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Rabu, 02 Februari 2011

candi


 
CANDI WRINGIN LAWANG
Candi wringin lawangCandi Wringin Lawang adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih berdiri hingga kini. Wringin artinya pohon beringin sedang lawang berarti pintu. Memang bangunan candi ini berbentuk candi bentar, yaitu gerbang yang dibangun dari bata merah. Di yakini candi ini adalah salah satu pintu masuk kompleks Keraton Majapahit. Dahulu pernah tumbuh sebuah pohon beringin besar di sampingnya. Sementara areal candi ini bertahun-tahun menjadi tempat pemakaman umum penduduk sekitarnya. Kini telah dipugar. Pohon beringin ditebang dan makam-makam dipindah. Sayang sekali hasil pemugaran kurang sempurna. Antra bentar kiri dengan kanan tidak sama besar ukurannya. Entahlah kalau memang dari jaman dulu dibangun begitu

Desa Watonmas Jedong (Dikenal juga dengan nama Wotanmas Jedong, Watanmas Jedang), adalah sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Desa ini terletak persis di lereng utara Gunung Penanggungan.
Berdasarkan berbagai bukti peninggalan purbakala yang ditemukan, Watonmas Jedong adalah desa yang sudah ada sejak ratusan tahun silam dan keberadaannya telah ada sejak masa Mataram Kuno hingga masa Majapahit akhir.
Salah satu peninggalan sejarah paling berarti di desa Watonmas adalah Candi Jedong. Selain itu juga ada Candi Pasetran dan sebuah gua.


CANDI JEDONG

Candi Jedong berupa gapura berbentuk paduraksa, bahan dari batu andesit dan batu bata. Menurut laporan tahun 1907 di desa Jedong dahulu ada tiga buah gapura, saat ini tinggal dua buah yang masih utuh. Gapura yang dari batu bata terletak di sebelah utara terpahat angka 1326 Masehi sekarang tinggal reruntuhannya saja. Sedangkan dua buah gapura dari batu andesit yang berdiri biasa kita lihat berporos (arah pintu) barat - timur masing-masing letaknya berjarak 80 meter. Kedua gapura terletak di sisi barat sebuah teras dengan bekas pagar tembok keliling.

Gapura I:
Gapura I berbentuk paduraksa yaitu gapura yang bagian atapnya menjadi satu, ukuran panjang 12,51 meter, lebar 5,19 meter dan tinggi 9,75 meter, bahan dari batu andesit. Gapura Jedong I terdiri dari 3 bagian yaitu kaki, tubuh dan atap, pintu keluar masuk berada di bagian tubuh menghadap ke arah barat - timur. Bagian kaki polos tidak berhias dan bagian tubuh juga polos. Sedangkan bagian atap dibagian bawahnya terdapat hiasan kala yang menempel pada masing-masing sisinya, kemudian ada hiasan berbentuk gapura kecil yang menempel berderet pada tingkatan atas. Tiap sudutnya dihiasi motif gunung (antefik), pada bagian ambang pintu gapura I terdapat angka tahun dalam bentuk Cndra Sangkala yang berbunyi: Brahmana - Nora - Kaya - Bhumi yang berarti angka tahun 1307 Saka atau 1385 M. Sengkalan pada ambang pintu dimungkinkan sebagai tahun peresmian gapura sebagai pintu masuk ke desa Perdikan.
Gapura II:
Gapura II berbentuk paduraksa yaitu gapura yang atapnya menajdi satu, ukurannya panjang 6,86 meter, lebar 3,40 meter dan tinggi 7,19 meter, bahan dari batu andesit. Gapura II tidak ada pahatan angka tahun tetapi didekat pintu II ditemukan batu bekas bangunan dengan pahatan angka tahun 1378 Saka/1456 Masehi. Karena seni hias dan gaya bangunan. Kedua gapura Jedong sama menunjukkan berasal dari jaman yang sama. Berdasarkan dari angka tahun yang ditemukan, yang tua umurnya adalah tahun 1326 Masehi maka paling tidak gapura Jedong berasal dari tahun tersebut. Dengan adanya keterangan lain yang menyebutkan angka tahun 1456 Masehi maka berarti gapura Jedong masih digunakan sampai tahun tersebut.

Tahun 1992 telah dilaksanakan studi Kelayakan Arkeologi (SKA) Candi Jedong yang menghasilkan kesimpulan bahwa Candi Jedong layak dipugar dengan ketentuan pemugaran total. Pelaksanaan pemugaran Candi Jedong I dan II dimulai tahun anggaran 1993/1994 sampai dengan 2004 selama 11 tahap dilaksanakan oleh Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.

Sewaktu dilaksanakan penggalian (ekskavasi) disebelah kanan - kiri bangunan gapura terdapat struktur bata yang merupakan pagar penghubung, untuk membuktikannya dilakukan penggalian di lahan tersebut. Tujuan utama menampakkan kelanjutan struktur bangunan dan ditemukan beberapa artefak yang merupakan data arkeologi yang sangat penting guna mengungkapkan: arti, bentuk dan fungsinya. Hasil penemuan ekskavasi di Candi Jedong, berupa lingga, arca, Dwarapala, Jaladwara bahan batu andesit dan sebuah genta perunggu. Hasil penggalian (ekskavasi) yang dilakukan, memberikan kepastian bahwa diantara kedua bangunan tersebut mempunyai struktur pagar/talut yang terbuat dari bata.

Dari berbagai literatur diketahui bahwa di situs Jedong telah ditemukan 12 buah prasasti yang oleh para sarjana epigrafi diberi kode/nama prasasti Jedong I-XII. Prasasti merupakan sumber primer bagi sejarah karena berbagai informasi yang terkandung di dalamnya, akurasi atau validitas datanya dianggap paling akurat.



0 komentar:

Posting Komentar