Pages

Google Translat

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Jumat, 04 Februari 2011

Toraja

Tanah toraja terletak 300 km sebelah utara kota Ujung Pandang. Ibu kotanya adalah Makale, sedangkan Rantepao merupakan pusat kebudayaan. Kawasan toraja merupakan wilayah pegunungan yang jauh dari laut. Daerah yang miring dan landai membuat petani menanam padi di lereng-lereng gunung. Selain bertani masyarakat toraja juga beternak babi. Babi dan memelihara kerbau. Masyarakat toraja menentukan tinggi rendahnya harga seekor kerbau dari pusarannya. Namun ada yang lebih mengagetkan lagi, yaitu kerbau belang. Jika dilihat sepitas seperti sapi perah. Harganya bisa mencapai sepuluh kali lipat harga kerbau biasa. Entah apa yang menjadi dasar sehingga kerbau tersebut harganya bisa begitu mahal.
Masyarakat toraja menjadikan kerbau sebagai lambang. Mereka menganggap kerbau sebagai lambang kekuatan, kesuburan, dan perlindungan. Dari kepercayaan tersebut maka di rumah-rumah orang toraja pada bagian depannya dipasangi patung kerbau. Selain patung kerbau, tanduk kerbau juga sering dipasang di depan rumah. Tanduk kerbau yang dipasang di depan rumah tersebut menandakakan kekayaan si penghuni rumah tersebut dengan melihat berapa jumblah tanduk yang terpasang disana.
Nenek moyang orang toraja merupakan pendatang dari seberang lautan. Alkisah mereka bisa sampai kesana karena terdampar. Cerita itulah yang menjadi dasar mengapa atap rumah orang toraja berbentuk unik. Atap rumah orang toraja awalnya merupakan puing-puing perahu para nenek moyang mereka yang terdampar. Ketika mereka membangun rumah maka puing-puing perahu tersebut dimanfatkan menjadi atap. Atap rumah warisan nenek moyang mereka hingga kini tetap lestari, karena hingga kini masyarakat toraja membuat rumah tetap menggunakan atap yang seperti perahu. Untuk rumah-rumah orang toraja bentuknya simetris dan memiliki warna yang khas.
Selain keunikan dari bangunan rumahnya, toraja terkenal dengan pesta kematian. Di toraja ada yang namanya peranti atau yang umum disebut lapangan yang tepinya didirikan gubuk-gubuk untuk para tamu pada saat ada orang yang meninggal. Biasanya para laki-laki membawa tuak pada pesta kematian. Tuak yang dibawa pun tempatnya khas, yaitu dimasukkan kedalam bambu. Untuk jenazah sendiri diletakkan di dalam miniatur adat. Pada saat orang toraja meninggal, semua pusaka dipamerkan sebagai lambang kekayaan yang nantinya akan dinikmati oleh si mati.
Sebelum pemakaman para wanita ditugasi untuk menangisi si mati, sedangkan para laki-laki mengelilinginya dengan bergandengan tangan. Pada saat inilah kerbau-kerbau dikorbankan. Semakin penting yang meninggal maka semakin banyak kerbau yang dikorbankan. Untuk penyembeliha kerbau sendiri memiliki keunikan, yaitu diusahakan kerbau mati dalam sekali tebas. Cara penyembelihannyapun tidak seperti penyembelihan hewan kurban pada umumnya, namun kerbau tetap berdiri sambil ditarik hidungnya yang kemudian di tebas lehernya. Setelah upacara, peti mayat disimapan di dalam goa yang letaknya di lereng-lereng gunung yang berada di atas persawan. Si matipun dibuatkan boneka yang kemudian diletakkan di mulut goa dengan maksud orang yang mati seakan-akan tetap memandang pera keturunannya yang sedang bekerja di sawah.
Selain pesta kematian juga ada yang disebut pesta matua atau pesta wanita. Para wanita yang berpakaian kuning di tandu dan di arak sebagai tanda rasa syukur, karena mereka telah melahiarkan dan mengatur rumah tangga. Pada saat pesta ada yang disebut tomina atau imam. Para imam berdiri di panggung tinggi sambil berdoa dan memegang kain panjang yang ujung lainnya dipegang oleh masyarakat yang akan di doakan. Sedangkan mereka yang didoakan memamerkan uangnya dengan harapan agar kekayaanya bertambah. Demikianlah sekilas tentang salah satu cuplikan budaya yang ada di Indonesia, yang mengangkat tentang kebudayaan toraja. Semoga dengan cara kita mengaetahui dan mengenal lebih dekat tentang budaya nusantara, kita dapat mempertahankan dan melestarikan budaya lokal sebagai wujud apresiasi.

0 komentar:

Posting Komentar